21.4.15

5 Hal Yang Hanya Ada Di Banda Aceh

1. Teko Yang Berisi Air Mentah

Jika agan makan di rumah makan di aceh, agan akan menemukan teko di dalam baskom. Tapi jangan diminum, That’s a trap. Walaupun di dalam teko, airnya bukan untuk diminum, melainkan untuk mencuci tangan. Baskomnya dipakai untuk menampung air sisa cuci tangan.
Ada cerita dikit dari teman kuliah ane yang juga berasal dari Medan. Waktu itu doi pertama kali datang ke Banda buat daftar ulang penerimaan mahasiswa baru. Tapi saat makan di rumah makan, ternyata doi kena trapnya. Ia minum tuh air di dalam teko. Semua mata orang sekitar pun tertuju padanya, sampai doi tau kalau udah kana super trap.

Kenapa mesti di dalam teko ya ?? Usut punya usut, ternyata katanya mencuci tangan di air yang mengalir lebih bersih daripada di air yang tergenang.
Jadi kalo agan-agan pertama kali makan di rumah makan di aceh, jangan sampai kena super trapnya juga.

2. Wilayatul Hisbah (WH) 


 

Kalau agan mau jalan-jalan keluar, lebih baik perhatikan pakaian agan. Karena di Aceh ada yang namanya Wilayatul Hisbah. Kalau yang satu ini masih sebangsa dengan satpol pepe. Tugasnya sama-sama merazia, bedanya cuma pada barang dirazia. WH bertugas berpatroli dan merazia orang-orang yang memakai pakaian yang kurang sopan, seperti pakaian ketat ataupun pakaian yang menampakkan aurat. Karena Aceh ini merupakan serambi mekkah gan, yang rata-rata menerapkan hukum syariah. Jadi jangan heran kalau mereka menerapkan undang-undang sendiri tentang cara berpakaian.
Nasehat ane bagi agan yang ingin berkunjung ke Aceh, terutama kaum hawa. Pakailah pakaian sendiri, jangan pakai pakaian adik agan. Kasian ntar adiknya gak pake baju. Kalo gak, nanti kayak mereka.



Ane mau cerita dikit nih tentang teman ane. Doi pernah cuma pakai baju dalam dan celana pendek. Tapi ntah mengapa doi gak ketangkap. Usut punya usut ternyata doi gak kemana-mana

3. Warkop Yang Gak Pernah Sepi

Kalo agan berkunjung kemari, agan akan heran saat melihat beberapa warkop yang berjejer menghiasi jalanan. Warkop tersebut selalu ramai layaknya mall. Nih yang ane mau cerita mengapa warkop menjadi most wanted disini.


Hobi nongkrong sambil ngopi bareng teman udah mendarah daging di masyakat Aceh. Tak hanya anak muda, pejabat, dosen, sampai orang tua yang udah mau di D.O dari dunia, juga betah berlama-lama di warkop. Hal ini yang membuat beberapa orang mau membuka usaha warkop. Untuk membuat agar warkopnya lebih hi-tech, mereka menambahkan fasilitas free wifi. Hanya dengan memesan secangkir kopi seharga Rp 5000, agan sudah bisa menikmati koneksi internet dengan kecepatan rata-rata 3 Mbps. Siapa yang gak betah kalo begini, ditambah lagi jika warkopnya buka 24 jam. Agan-agan bisa gak pulang dua hari. Dimana lagi coba ada fasilitas yang ane anggap mewah itu.
Ane kalo ke warkop biasanya melakukan ritual seperti biasa, mendownload. Tapi kalo lapak sepi, ane lanjut main game online.
Dan satu yang membuat ane masih bingung sampai saat ini. Kenapa namanya masih “warkop” ? Padahal suasana hampir mirip cafe, tapi ntah mengapa pemiliknya masih menggunakan istilah “warkop”.

4. Museum Tsunami

Sebuah bangunan megah yang mengingatkan kita tentang musibah besar tahun 2004 silam. Bangunan ini berbentuk seperti kapal yang lengkap dengan cerobongnya. Museum ini didesain oleh arsitek indonesia, Ridwan Kamil. Di dalam museum ini terdapat barang peninggalan sisa-sisa tsunami.


Saat agan masuk, agan akan melewati sebuah lorong yang gelap ditambah tetesan air yang jatuh dari atas. Lantunan ayat suci Al-Quran akan terdengar di sini. Lorong ini dinamakan lorong tsunami. Lorong ini menggambarkan tentang bagaimana suasana saat di tengah gelombang. Hanya ada kegelapan saat musibah itu datang. Hanya bisa berpasrah kepada Allah SWT.


Di ujung lorong agan akan menemukan sebuah cahaya. Cahaya tersebut menggambarkan kalau Tuhan masih menunjukkan jalan keselamatan bagi kita. Saat agan berjalan menuju cahaya tersebut, agan akan masuk kesebuah ruangan yang terang. Diatas ruangan ini, agan akan melihat lafazh Allah.
Suasana benar-benar syahdu di dalam sini.


Biaya untuk memasuki museum, free alias gratis. Didalam museum juga terdapat miniatur detik-detik suasana saat gelombang datang.

Museum ini juga didesain untuk menjadi tempat evakuasi saat bencana itu kembali melanda. Kalo ada peringatan tsunami, agan tinggal lari aja ke museum.

5. Kapal di Daratan

Tak jauh dari museum itu, agan bisa berkunjung ke sebuah kapal berbobot 2.600 ton yang berada di tengah pemukiman warga. Kapal milik PLTD itu menjadi saksi bisu kekuatan gelombang yang menghantam serambi mekkah beberapa tahun silam.


Menurut cerita dari para korban yang selamat, ada 7 awak yang bertugas di kapal ini, namun hanya 1 yang selamat. Nih gan ane mau cerita.

0 komentar:

Post a Comment