"Ketika warisan nonbenda dan wawasan tradisional membentuk dasar metode konservasi," tutur Tim Curtis, Ketua Juri dan Kepala Unit Budaya Unesco Bangkok.
UNESCO memberi penghargaan terhadap Yayasan Rumah Asuh, yang dipelopori oleh arsitek ulung Yori Antar, yang berhasil memimpin proyek arsitektur di Wae Rebo, memanfaatkan tradisi lokal dan memberdayakan warga setempat untuk membangun kembali rumah tradisional di wiayah di ujung barat Flores itu.
"Dengan mengangkat wawasan tradisional dalam meneruskan format arsitektur dan praktek pembangunan (Mbaru Niang), proyek itu telah menjaga keberlangsungan hidup lingkungan lokal dan mempromosikan kebanggaan serta semangat dari komunitas lokal," tulis UNESCO.
Mbaru Niang sendiri mendapat penghargaan itu setelah menyisihkan 42 warisan budaya lain dari 11 negara di Asia. Peraih penghargaan dipilih berdasarkan sejumlah kriteria seperti bagaimana situs itu mencerminkan semangat lokal, kegunaan, kontribusinya terhadap lingkungan sekitar, dan keberlangsungan budaya serta sejarah lokal.
Untuk bisa masuk dalam pemilihan itu sendiri situs yang didaftarkan harus berusia lebih dari 50 tahun dan proses restorasinya harus telah rampung dalam 10 tahun terakhir.
Selain Mbaru Niang sejumlah penghargaan lain diberikan kepada Sethna Buildings di Mumbai dan Sistem Pengairan di Hampi, keduanya di India untuk kategori Awards of Distinction. Sementara Kompleks Zhizhusi di China, Kuil Chandramauleshwa di Hampi, India, dan Masjid Khilingrong di Shigar, Pakistan mendapat Awards of Merit.
Adapun William Street Precinct di Perth, Australia dan Jaisalmer Fort di Rajasthan, India mendapat Honourable Mention.
0 komentar:
Post a Comment