Ditambahkan Lily, akhirnya panitia mengatakan bahwa 50 persen dari anggaran Rp 350 ribu per orang itu, untuk penginapan dan transportasi, harus ditanggung masing-masing kontingen.
Pihak kontingen Jabar memang tidak terlalu mempersoalkan pungutan uang makan tersebut. Hanya saja pihaknya merasa dari awal tidak mempersiapkan dana untuk kebutuhan akomodasi. Ini tentunya karena jauh hari panitia sudah menjanjikan akomodasi gratis.
"Kalau dari awal dikatakan bayar, ya kita tidak masalah soal pembayaran itu. Tapi kan kita dari awal menyepakati janji dari tuan rumah sendiri," kata Lily.
Tidak hanya urusan akomodasi yang belakangan merepotkan kontingen dari luar Riau. Urusan transportasi dari hotel menuju venue juga amburadul. Kontingen sering menunggu adanya transportasi di hotel transit tempat atlet menginap untuk menuju wisma atlet. Namun transportasi yang ditunggu malah sama sekali tidak kunjung tiba.
"Kekacauan yang ada saat ini menjadi pelajaran berharga buat kami yang PON selanjutnya akan berada di Jabar. Kondisi di Riau akan menjadi catatan tersendiri agar kami nantinya jauh lebih lagi," kata Lily.
Lily mengaku bahwa kontingen luar dari Riau sebenarnya mengalami kondisi yang sama sebagaimana dirasakan kontingen Jabar. Karena pungutan biaya akomodasi berlaku untuk semua tamu. Begitu juga amburadulnya transportasi juga dirasakan dari kontingen lainnya.
"Silakan saja tanyakan dengan kontingen lainnya, pasti mereka merasakan hal yang sama. Hanya saja kita tidak terlalu ambil pusing dengan kondisi yang amburadul ini. Karena semua kontingen pasti tetap menomorsatukan untuk pertandingan agar meraih emas," tutupnya.
0 komentar:
Post a Comment